SHUTTERSTOCK |
Pasien
seorang Ibu, menjanda dengan dua anak, masih muda dan cantik. Melihat
penampilannya yang sedikit agak genit, dan perutnya seperti orang hamil 9
bulan tidak salah juga barangkali orang lain akan berpikir
macam-macam. Kelihatan kulit perutnya yang putih mulus, seperti belum
pernah melahirkan. Pada pemeriksaan tanda-tanda kehamilan juga tidak
saya temukan, dan USG juga menunjukkan hal demikian. hanya terdapat
penumpukan lemak di bagian dalam perutnya yang luar biasa. Hatinya juga
mengalami perlemakan, dan ada juga batu empedu yang masih kecil. Tekanan
darah agak tinggi, pemeriksaan laboratorium ada hiperlipidemi,
kolesterol total, TG, LDL naik, HDL di bawah normal dan gula darah juga
mulai naik, tetapi belum masuk kriteria WHO untuk bisa didiagnosis
sebagai diabetes mellitus (DM)
Melihat tanda,
gejala dan pemeriksaan laboratorium pada pasien itu, dalam Ilmu
kodokteran ada namanya penyakit yang dikenal dengan istilah Sindroma Metabolik,
disebut juga sindrom-X atau prediabetes. Merupakan kumpulan gejala
gangguan metabolisme yang meliputi obesitas sentral atau perut buncit,
hipertensi, dislipidemi, dan resistensi insulin. Bila anda mengalami
ini, potensi Anda untuk mengalami komplikasi penyakit kardiovaskuler dan
diabetes sangat tinggi. Bila anda sudah masuk pada tahap diabetes,
risiko itu akan jauh lebih meningkat lagi.
Memastikan
perut buncit dapat dilihat dari lingkaran perut Anda. Untuk ukuran
lingkar pinggang orang barat biasanya laki-laki lebih dari 100 cm,
sedang wanita lebih dari 80 cm. Untuk orang Indonesia harusnya lebih
kecil lagi. Atau, kalau Anda ingin mengetahui ukuran perut Anda masih
normal atau tidak, gampangya, Anda cukup berdiri di depan kaca, lalu
dari arah samping. Coba Anda perhatikan, kalau perut Anda kelihatan jauh
lebih menonjol daripada dada Anda, berarti ukuran perut Anda tidak
normal lagi. Kemudian, kalau perut Anda seperti itu, dan 2 -3 gejala
lain seperti trigliserida lebih dari 150 mg/dl, HDL kurang dari 40 mg/dl
untuk Pria, 50 mg/dl untuk wanita, tekanan darah lebih atau sama dengan
130/85 mmHg, gula darah puasa lebih dari 110 mg/dl, maka menurut WHO
Anda sudah dapat dikatakan mengidap sindroma metabolik ini.
Bagaimana
mematikannya, berbahayanya penyakit ini, dapat dilihat dari penelitian
yang dilakukan pada 1.209 sampel yang diikuti selama 11 tahun lebih.
Pada mereka yang memenuhi kriteria sindroma metabolik ini, mempunyai
risiko kematian 3 sampai 5 kali lebih besar meninggal akibat penyakit
jantung dibandingkan dengan kelompok normal atau tidak menderita
sindrom ini. Penderita ini juga mempunyai risiko sangat besar utnuk
menderita diabetes mellitus. Banyak penelitian lain menunjukkan hasil
yang serupa.
Karena itu, kasus sindroma
metabolik ini sebenarnya sangat memprihatinkan. Di Amerika Serikat, 1
dari 5 orang dewasa menderita ini pada tahun 1994. Sekarang lebih dari
50 juta penduduk Amerika Serikta menderita sindroma ini. Di Indonesia,
pengalamaan klinis saya juga demikian, banyak sekali kasus perut buncit
dengan bermacam gejala lain yang datang konsultasi. Di ruang rawat inap
penyakit yang berkaitan dengan sindroma ini juga memenuhi sebagian besar
ruangan. Karena demikian banyaknya kasus ini, perut buncit sebagai
tanda awal yang dapat dilihat dengan mata, maka Anda tidak sulit
menemuinya, baik di jalan, restoran bahkan di Senayan, atau dalam rumah
Anda sendiri.
Sayang, pengalaman saya selama
ini, perut buncit masih dianggap hal-hal biasa saja, seperti tidak ada
masalah. Bahkan, ada yang merasa bangga dengan perut yang besar itu,
apalagi bagi pria. Saya tidak tahu sebab pastinya, barangkali ini ada
kaitannya dengan asumsi bahwa perut besar, buncit itu ada hubungannya
dengan kesejahteraan, kemapanan, kakayaan dan sebagainya. Sering pasien
kalau diingatkan tentang perutnya yang besar itu, jawabannya: "kalau kurus nanti dikira orang sakit, kurang makan dokter" Pasien lain menjawab:" tidak
gagah pula dokter, kalau kelihatan kurus, dan bila begini, tidur saya
lebih enak dokter, di mana dan kapan saja saya bisa tidur."
Disamping
itu, yang sering juga menjadi permasalahan adalah, karena dianggap
biasa-biasa saja, kesadaran untuk memeriksakan faktor risiko lain
seperti kadar lipid darah, gula darah dan sebagainya sangat rendah.
Karenanya, sebagian besar pasien baru konsultasi kalau sudah menderita
bermacam komplikasi, seperti DM, hipertensi, gangguan jantung, stroke.
Selain
itu, karena sindroma metabolik ini tidak muncul mendadak, tiba-tiba
waktu bangun pagi ukuran celana Anda berubah dari 33 ke 38 misalnya,
tekanan darah Anda melonjak naik ----kalau begini, Anda pasti akan
berteriak, "wooow ada apa ini?" Dan, Anda pasti akan
memeriksakan diri atau akan konsultasi. Tetapi, perut Anda membuncit
sedikit demi sedikit, Anda tidak menyadarinya, bahkan mungkin menikmati
perut yang membesar itu, Anda merasa bangga, lebih percaya diri.
Tekanan
darah Anda juga begitu, Anda tidak merasakan kenaikan sedikit demi
sedikit itu, tidak merasakan gejala-gejalanya, Anda oke-oke saja.
Kenaikan gula darah akibat resistensi insulin juga demikian, gejalanya
tidak khas, kecuali kalau Anda sudah masuk dalam tahap diabetes dengan
gejalanya yang khas seperti banyak minum, banyak kencing, banyak makan.
Kadar lipid darah yang tidak normal sama saja, juga tidak memberikan
gejala yang spesifik, barangkali Anda hanya baru tahu waktu diperiksa di
laboratorium. Maka, sindroma ini sering terlambat penanganannya dan
biasanya sudah disertai komplikasi seperti DM, serangan jantung, stroke.
Karena
sidroma metabolik ini tidak memberikan gejala klinis yang khas. Maka,
bila Anda mempunyai beberapa kumpulan tanda di atas, Anda harus
hati-hati. Beberapa penyakit seperti diabetes, jantung, stroke akan
mengancam Anda. Pengalaman saya, perut buncit saja sudah merupakan
peringatan dini bagi Anda. Jadi, Anda harus mengubah gaya hidup segera.
Sumber : kompas.com
0 comments:
Post a Comment