Wednesday, January 30, 2013

Kopi Bantu Kurangi Sindroma Mata Kering

Kekeringan pada mata yang seringkali terjadi pada usia tua kerap menjadikan penderitanya tak nyaman. Rasa kering, gatal, dan nyeri pada mata serta kelelahan merupakan salah satu gejala penyakit ini.

Para peneliti dari Sekolah Kedokteran di Universitas Tokyo menemukan, minum secangkir kopi bisa mengobati dan mengurangi keluhan mata ini.
Kafein diketahui merangsang produksi cairan, seperti air liur dan cairan lambung, serta merangsang kelenjar air mata. Berbekal pengetahuan ini, sebuah tim ilmuwan Jepang melakukan percobaan dengan 78 orang tua untuk berpartisipasi. Semua peserta tak memiliki tekanan darah tinggi, reaksi alergi, sindrom mata kering, glaukoma dan penyakit mata lainnya.

Mengutip GeniusBeauty, enam hari sebelum percobaan, seluruh peserta diminta untuk tidak minum obat-obatan dan tidak mengkonsumsi kafein.
Saat studi, setengah peserta diberi asupan pil kafein lalu plasebo. Setengah lainnya menerima plasebo lalu kafein. Masing-masing kelompok diukur jumlah cairan air mata 45 menit setelah minum pil.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sindrom mata kering hanya terjadi pada 13 persen peserta yang mengasup kafein terlebih dahulu daripada plasebo. Sedangkan untuk yang mengasup plasebo lalu kafein menderita mata kering sebanyak 17 persen.

Sumber : viva.co.id

Monday, January 28, 2013

Manfaat keringat saat bersepeda

Berkeringat adalah mekanisme alami untuk mengatur suhu tubuh saat bereaksi terhadap kondisi panas atau melakukan aktivitas fisik berat. Keringat dihasilkan kelenjar keringat di lapisan dermis kulit dan keluar melalui pori-pori. Keringat yang berlebihan padahal tidak ada kegiatan fisik yang berat dapat karena berbagai hal : kegemukan, menjelang dan awal haid.
Berkeringat banyak disertai gejala lain seperti tangan gemetar, berat badan turun, sering berdebar, dan mata menonjol keluar kemungkinan ada kelainan fungsi kelenjar gondok. Bila tidak ada keluhan lain, kemungkinan karena kecemasan.
Meski keringat sering dikaitkan dengan sesuatu yang yang membuat kita cemas, namun sebenarnya berkeringat itu menyehatkan. Apalagi keringat sendiri pada dasarnya tidak berbau. Ia akan menjadi masalah jika sudah bercampur dengan bakteri yang menumpuk di kulit ketiak. Simak manfaat sehat dari keringat berikut ini. 
 
1. Mendinginkan tubuh
Berkeringat merupakan mekanisme alami tubuh untuk mengatur temperatur yang meningkat saat kita beraktivitas atau kepanasan. Keringat yang keluar akan membantu tubuh menyingkirkan panas sehingga kita tidak akan kepanasan, kata Adam Friedman, dermatologi dan ahli bedah kosmetik dari Montefiore Medical Center, AS.Karena pentingnya fungsi keringat, maka jika kita tidak bisa berkeringat akan membahayakan nyawa. Ada kondisi yang disebut ectodermal dysplasia yang membuat seseorang tidak bisa berkeringat, kata Joel Schlessinger, ahli dermatologi. Orang yang menderita kondisi ectodermal dysplasia dilarang berolahraga karena mereka akan kepanasan yang bisa berdampak buruk bagi jantung dan fungsi tubuh lainnya. Jadi, bersyukurlah bisa berkeringat.

2. Mencerahkan wajah
Peluh yang bercucuran di wajah bukan cuma mendinginkan tubuh tapi juga berefek pada kebersihan kulit wajah. Menurut Schlessinger, keringat di wajah akan mengurangi kotoran yang menyumbat pori-pori. Hal ini juga akan mencegah jerawat.
Anda juga bisa melakukan olahraga palsu untuk memicu keringat dengan cara memanaskan wajah. Caranya, dekatkan wajah ke uap air panas selama tiga menit. Menguapkan wajah merupakan salah satu cara membersihkan kulit wajah. Setelahnya jangan lupa membersihkan wajah karena keringat yang tidak dihapus bisa menyebabkan pori tersumbat lagi, katanya
.
3. Menyehatkan sirkulasi
Ketika kita berkeringat, detak jantung akan menjadi cepat dan sirkulasi meningkat, terutama di sekitar kulit. Dasar kelenjar keringat terletak di lapisan bawah kulit yang lokasinya sangat dekat dengan pembuluh darah kecil, kata Kara Rogers, editor biomedical Encylopaedia Britannica.
Ia menambahkan, ketika kelenjar keringat melebar, aliran darah ke kulit akan meningkat sehingga memacu sistem sirkulasi.

4. Melawan infeksi
Berkeringat ternyata sangat efektif melawan bakteri Staphylococcus aureus yang resisten pada antibiotik. Selain itu berkeringat juga akan akan mengurangi bakteri dan jamur berbahaya di kulit.
Menurut Friedman, dalam cairan keringat terkandung nitrit, yang akan diubah menjadi asam nitrit saat mencapai permukaan kulit, gas yang mengandung antibakteri dan antijamur. Keringat juga mengandung antibiotik alami yang disebut Dermicidin yang bisa membunuh bakteri, katanya.

5. Membuang racun
Penelitian menunjukkan keringat mengandung berbagai komponen, termasuk metal beracun dalam jumlah kecil. Karena itu berkeringat sering disebut juga sebagai detoksikan. Dengan jumlah kelenjar keringat sampai 5 juta di kulit manusia, tak heran jika berkeringat merupakan mekanisme pembuangan racun dari tubuh.
Toksin yang dibuang lewat keringat biasanya adalah toksin yang berada jauh di bawah kulit. Mereka keluar melalui pori bersama dengan debu dan minyak yang terperangkap. Proses pembersihan ini akan meningkatkan sistem imun dan membantu tubuh melawan flu, kata Rogers.

6. Menyembuhkan
Tahukah Anda mengapa kita berkeringat saat sedang demam? Berkeringat merupakan cara tubuh untuk membangunkan sistem imun agar melawan patogen yang membuat kita sakit. Pengeluaran keringat merupakan cara tubuh menyembuhkan dirinya sendiri, kata Christian Nix, ahli pengobatan tradisional Cina.
Mekanisme yang sama terjadi saat kita berolahraga atau berada di tempat panas. Selain merangsang metabolisme untuk menjaga berat badan, karena tubuh akan membakar kalori lebih banyak tapi juga hal ini akan merangsang sistem imun.

7. Mengurangi asma
Jika keringat yang keluar dari tubuh Anda setelah berolahraga sangat banyak, maka risiko Anda menderita asma lebih rendah. Demikian kesimpulan penelitian yang dilakukan tim dari University of Michigan.
Meski belum jelas benar kaitan antara keringat dan asma, namun para peneliti mengungkapkan pengaturan keringat di dalam tubuh juga terkait dengan pengaturan jumlah air yang dikeluarkan melalui saluran napas. Dengan kata lain, orang yang jarang berkeringat pada umumnya memiliki saluran napas lebih kering sehingga lebih rentan menderita asma.

Sumber : http://indigostloliyego.blogdetik.com